Viral Istilah Lavender Marriage, Begini Penjelasannya

September 21, 2024 by DigMed

Dunia pernikahan dan relationship di Indonesia kembali diguncang istilah viral. Setelah sebelumnya istilah ‘marriage is scary’ viral di pertengahan bulan Agustus 2024 lalu, kini muncul istilah ‘lavender marriage’ yang tengah viral belakangan ini terutama di TikTok dan Twitter.

Istilah ini mengviral bukan tanpa alasan. Frasa ini muncul bersamaan dengan gosip perceraian salah satu selebriti Indonesia, dimana keretakan rumah tangga selebriti tersebut dikaitkan dengan istilah lavender marriage oleh sebuah akun di TikTok. Istilah ini pun menjadi topik pembicaraan warganet di sosial media.

Jadi, apa itu lavender marriage? Secara singkat lavender marriage adalah praktik pernikahan yang diatur untuk menyembunyikan orientasi seksual menyimpang pasangan tersebut dari masyarakat. Meski baru viral sekarang, praktik ini ternyata sudah sering dilakukan sejak dahulu. Berikut uraian lengkap mengenai lavender marriage.

Asal usul Lavender Marriage

Mengapa dinamakan lavender marriage? Secara etimologis, kata lavender disini memiliki arti sebagai warna yang mewakili kaum queer atau kaum dengan orientasi seksual menyimpang dan marriage berarti pernikahan. Istilah ini awalnya dikemukakan sebagai bagian awal dari aktivisme hak asasi untuk kaum-kaum tersebut.

Bagaimana praktik ini bermula? Dikutip dari tesis berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Cover Up Marriage oleh Nira Nianti, lavender marriage mulai populer dipraktikkan sejak awal abad ke 20 (sekitar tahun 1920-1930an), dimana pada masa itu, perilaku seksual menyimpang merupakan hal yang sangat tabu dalam keluarga dan masyarakat.

Orang-orang dengan orientasi seksual menyimpang agar tetap memiliki status sosial yang sewajarnya dalam masyarakat, kemudian membuat semacam ikatan ‘pernikahan’ dengan sejumlah perjanjian dan kesepakatan. Ikatan ini kemudian disebut sebagai lavender marriage.

Mohrbeck, dalam tulisannya di GCN, menjelaskan bahwa praktik ini populer di dunia perfilman Barat pada era Hollywood Golden Age. Pada masa itu, selebriti dengan orientasi seksual non-heteroseksual harus menjaga citra sebagai individu heteroseksual karena lebih diterima oleh publik.

Oleh karena itu, diaturlah pernikahan settingan dengan sesama selebriti yang memiliki orientasi seksual serupa, yang diorganisir oleh agen hingga tokoh-tokoh besar industri perfilman kala itu.

Beberapa dari mereka akhirnya speak up tentang pernikahan tersebut seiring penerimaan dunia barat terhadap hak-hak dari kaum dengan orientasi seksual menyimpang atau sekarang terwakili dengan istilah kaum LGBTQ+.

Seiring penerimaan terhadap hak-hak kaum LGBTQ+ di Barat, pasangan yang menjalani lavender marriage mulai berkurang. Namun, di negara-negara Timur, seperti Indonesia, di mana pernikahan sesama jenis masih ditolak, praktik ini masih ada karena tekanan sosial dan agama.

Bagaimana Masyarakat Memandang Lavender Marriage ?

Seperti yang sudah dipaparkan pada uraian di atas, lavender marriage merupakan upaya untuk menutupi orientasi seksual menyimpang dari pasangan tersebut karena masyarakat zaman dahulu yang menganggap hubungan sesama jenis itu tabu bahkan kriminal.

Tak jarang pada medio tersebut, jika seseorang diketahui memiliki orientasi seksual yang menyimpang, maka akan dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat hingga bisa berujung pembullyan dan kekerasan.

Artinya praktik lavender marriage pada zaman dahulu bisa saja sangat banyak, dan sebisa mungkin pasangan-pasangan tersebut berlaku seperti pasangan normal karena jika pasangan pada zaman tersebut ketahuan sebagai pasutri lavender marriage, maka mereka akan menerima stigma negatif di dalam masyarakat mereka tinggal dan bisa saja merugikan mereka berdua.

Tentunya berbeda dengan keadaan sekarang yang penerimaan terhadap kaum LGBTQ+ kian luas terutama di dunia barat, sehingga praktik ini mulai ditinggalkan karena pelegalan pernikahan sesama jenis disana.

Namun di dunia timur, terutama di Indonesia dimana hubungan sesama jenis masih sangat dilarang, terkuaknya fenomena ini apalagi di kalangan selebritis justru menimbulkan banyak reaksi dan kontroversi dari masyarakat Indonesia yang memvalue tinggi agama dan etika ketimuran.

Benarkah Lavender Marriage Hanya Untuk Menutupi Orientasi Seksual Pasangannya?

Lavender marriage memiliki tujuan utama untuk menutupi orientasi seksual menyimpang dari pasangan tersebut.

Mengapa harus ditutupi? Mengapa tidak pindah ke negara yang mengizinkan same sex marriage? Beberapa alasan spesifik mengapa seseorang harus menutupi orientasi seksual menyimpangnya melalui pernikahan:

  • Takut mengecewakan keluarga

Pasangan lavender marriage juga bertujuan untuk tidak ingin mengecewakan keluarga mereka dengan muncul secara publik dan mengungkapkan orientasi seksual mereka.

Keluarga dengan nilai agama dan ketimuran yang kental cenderung ingin menyembunyikan jika anak atau anggota keluarga mereka yang memiliki orientasi seksual menyimpang dimana hal tersebut akan mencoreng nama baik keluarga.

  • Takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat

Seperti yang sudah dijelaskan pada uraian di atas, masyarakat timur, terutama Indonesia, masih memandang negatif orientasi seksual yang berbeda. Orang dengan orientasi seksual berbeda bisa saja dikucilkan atau dibully oleh lingkungannya.

  • Takut mengkhianati ajaran agama

Pernikahan sesama jenis dilarang oleh beberapa ajaran agama arus utama seperti Islam dan Kristen. Orang dengan orientasi seksual menyimpang namun tidak ingin mengkhianati ajaran agama akan memilih lavender marriage sebagai solusi.

  • Menjaga karir

Bagi public figure seperti selebriti, politisi, atau tokoh publik, citra yang baik adalah hal yang sangat penting. Menjaga persepsi publik sebagai individu heteroseksual dianggap penting untuk melindungi karir mereka.

  • Tujuan parenting

Banyak orang yang percaya bahwa membesarkan anak dengan figur ayah dan ibu jauh lebih baik daripada figur orang tua dengan gender sejenis.

Lavender marriage juga bisa menjadi solusi bagi pasangan dengan orientasi seksual menyimpang agar sang anak mendapatkan parenting yang terbaik.

  • Keuntungan materi

Di beberapa negara seperti AS dan Inggris, terdapat kebijakan marriage tax benefit, di mana penghasilan orang yang sudah menikah dapat digabungkan untuk mengurangi beban pajak. Umumnya privilege ini tidak didapatkan oleh pasangan sesama jenis.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan keuntungan tersebutlah lavender marriage dilakukan.

Selain itu terdapat keuntungan-keuntungan lain seperti manfaat waris, asuransi kesehatan, dan hak imigrasi.



Demikian uraian lengkap mengenai lavender marriage yang tengah viral, semoga artikel ini memberi anda gambaran lengkap mengenai lavender marriage dan cara kita untuk menyikapinya.


Rekomendasi Artikel

Micro Wedding dan Intimate Wedding, Apa Bedanya?

September 28, 2024 by DigMed

Micro Wedding dan Intimate Wedding, Apa Bedanya?
100 Contoh Ucapan Selamat Pernikahan dari yang Formal hingga Santai

September 17, 2024 by DigMed

100 Contoh Ucapan Selamat Pernikahan dari yang Formal hingga Santai
Marriage is Scary dalam Psikologi dan Agama

September 12, 2024 by DigMed

Marriage is Scary dalam Psikologi dan Agama